Ya Asyiqol Musthofa

Selasa, 08 Januari 2013

Bahasa Arab Dasar 55: Isim Kana Dan Saudari-Saudarinya


Kaana dan saudari-saudarinya merupakan fi’il-fi’il yang masuk pada susunan mubtada’ dan khobar sehingga merofa’kan mubtada’ dan menashobkan khobar.
Mubtada’ yang telah dirofa’kan oleh kaana dan saudari-saudarinya dikenal dengan Isim Kaana
Khobar yang telah dinashobkan oleh kaana dan saudari-saudarinya dikenal dengan Khobar Kaana
Contoh:
اللهُ عَلِيْمٌ : كَانَ اللهُ عَلِيْمًا
مُحَمَّدٌ مُجْتَهِدٌ : كَانَ مُحَمَّدٌ مُجْتَهِدًا

Bahasa Arab Dasar 54: Catatan Mubtada Khobar

Catatan:
1. Susunan mubtada’ dan khobar membentuk jumlah isimiyah, sedangkan susunan fi’il dan fa’il membentuk jumlah fi’ilyah.
Contoh:
الْمُسْلِمُ حَضَرَ (Jumlah isimiyah)
حَضَرَ الْمُسْلِمُ (Jumlah fi’liyah)
2. Apabila khobar berupa jumlah fi’liyah yang fa’ilnya berupa dhomir, maka harus mengikuti mubtada’nya dari sisi bilangan dan jenisnya.
Contoh:
الْمُسْلِمُ حَضَرَ
الْمُسْلِمُوْنَ حَضَرُوْا
الْمُسْلِمَةُ حَضَرَتْ
الْمُسْلِمَاتُ حَضَرْنَ

3. Terkadang letak khobar didahulukan daripada mubtada’. Khobar ini dinamakan khobar muqoddam (خَبَرٌ مُقَدَّمٌ) dan mubtada’nya dinamakan mubtada’ muakhkhor (مُبْتَدَأٌ مُؤَخَّرٌ)
Contoh:
فِى الْبَيْتِ رَجُلٌ
عِنْدِى فُلُوْسٌ
4. I’rob dari khobar yang berbentuk murokkab adalah fi mahalli rof’in ( فِى مَحَلِّ رَفْعٍ )

Minggu, 06 Januari 2013

Bahasa Arab Dasar 53: Macam-Macam Khobar


Khobar Mu'rob Murokkab
1. Khobar Mufrod
Khobar mufrod adalah khobar yang bukan berupa jumlah maupun syibhul jumlah.
Contoh:
الْعَامِلُ حَاضِرٌ (Seorang pekerja itu hadir)
الْعَامِلاَنِ حَاضِرَانِ (Dua orang pekerja itu hadir)
الْعُمَّالُ حَاضِرُوْنَ (Para pekerja itu hadir)

2. Khobar Murokkab
Khobar murokkab adalah khobar yang berupa jumlah atau syibhul jumlah.
a. Khobar yang berupa jumlah
i. Jumlah Ismiyah
Contoh:
الْوَلَدُ كِتَابُهُ جَدِيْدٌ (Anak laki-laki itu bukunya baru)
الْوَلَدُ أَبُوْهُ حَاضِرٌ (Anak laki-laki itu bapaknya hadir)
الْمَدْرَسَةُ مُدَرِّسُهَا حَضَرَ (Sekolahan itu pengajarnya telah hadir)
ii. Jumlah Fi’liyah
Contoh:
الْوَلَدُ حَضَرَ أَبُوْهُ (Anak itu telah hadir bapaknya)
الْمُدَرِّسُ حَضَرَ (Seorang pengajar itu telah hadir)
الْمُدَرِّسُوْنَ حَضَرُوْا (Para pengajar itu telah hadir)
b. Khobar yang berupa syibhul jumlah
i. Jer dan Majrur
Contoh:
مُحَمَّدٌ فِى الْبَيْتِ (Muhammad di dalam rumah)
الْكِتَابُ عَلَى الْمَكْتَبِ (Buku itu di atas meja)
ii. Dhorof dan Mudhof ilaih
Contoh:
مُحَمَّدٌ أَمَامَ الْبَيْتِ (Muhammad di depan rumah)
الْهِرَّةُ تَحْتَ الْمَكْتَبِ (Kucing itu di bawah meja)

Bahasa Arab Dasar 52: Macam-macam Mubtada


Mubtada' Mu'rob Mabni
1. Mubtada’ yang berupa isim mu’rob
Contoh:
أَللهُ عَلِيْمٌ (Allah Maha Mengetahui)
الْوَلَدَانِ مُجْتَهِدَانِ (Dua anak laki-laki itu orang yang bersungguh-sungguh)
عُمَرُ عَادِلٌ (Umar adalah seorang yang adil)

2. Mubtada’ yang berupa isim mabni
Contoh:
هَذَا الْكِتَابُ جَدِيْدٌ (Buku ini baru)
هُوَ مُجْتَهِدٌ (Dia seorang yang bersungguh-sungguh)
أَنَا طَالِبٌ (Saya seorang mahasiswa)

Bahasa Arab Dasar 51: Mubtada Khobar


Mubtada’ adalah isim marfu’ yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek)
Khobar adalah sesuatu yang dapat menyempurnakan makna mubtada’ (Predikat)
Contoh:
مُحَمَّدٌ طَبِيْبٌ (Muhammad adalah seorang dokter)
الْأُسْتَاذُ مَرِيْضٌ (Ustadz itu sakit)

Ketentuan-ketentuan Mubtada’ dan khobar
1. Mubtada’ dan khobar merupakan isim-isim marfu’
Contoh:
الْوَلَدُ نَشِيْطٌ (Anak itu rajin)
أَبُوْكَ مَاهِرٌ (Bapakmu adalah orang yang pandai)
الْقَاضِى عَادِلٌ (Hakim itu adil)
2. Mubtada’ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi bilangannya.
Contoh:
الْمُسْلِمُ حَاضِرٌ (Seorang muslim itu hadir)
الْمُسْلِمَانِ حَاضِرَانِ (Dua orang muslim itu hadir)
الْمُسلِمُوْنَ حَاضِرُوْنَ (Orang-orang muslim itu hadir)
3. Mubtada’ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi jenisnya.
Contoh:
الْمُسْلِمُ صَالِحٌ (Orang muslim itu sholeh)
الْمُسْلِمَةُ صَالِحَةٌ (Orang muslimah itu sholihah)
الْمُؤْمِنُوْنَ مُجْتَهِدُوْنَ (Para lelaki mu’min itu orang yang bersungguh-sungguh)
الْمُؤْمِنَاتُ مُجْتَهِدَاتٌ (Para perempuan mu’min itu orang yang bersungguh-sungguh)

Bahasa Arab Dasar 50: Catatan Naibul Fa'il

Catatan Na’ibul Fa’il:
1. Ketentuan na’ibul fa’il mirip dengan ketentuan yang ada pada fa’il.
2. Naibul fa’il tidak harus terletak secara langsung dibelakang fi’ilnya.
Contoh:
يُقْبَضُ فِى الطَّرِيْقِ السَّارِقُ (Pencuri itu ditangkap di jalan)
3. Apabila na’ibul fa’il tidak terletak secara langsung dibelakang fi’ilnya, maka untuk na’ibul fa’il yang muannats, fi’ilnya boleh mufrod muannats atau mufrod mudzakkar.

Contoh:
نُصِرَتْ فِى الْفَصْلِ مَرْيَمُ (Maryam ditolong di dalam kelas)
atau
نُصِرَ فِى الْفَصْلِ مَرْيَمُ (Maryam ditolong didalam kelas)
4. Apabila na’ibul fa’ilnya berupa jamak taksir, maka fi’ilnya boleh berbentuk mufrod mudzakkar atau mufrod muannats.
Contoh:
سُئِلَ الْأَسَاتِيْذُ (Para ustadz ditanya)
Atau
سُئِلَتْ الْأَسَاتِيْذُ (Para ustadz ditanya)
5. Terkadang, na’ibul fa’il berupa isim mabni
Contoh:
قُبِضَ الَّذِى سَرَقَ الْفُلُوْسَ (Telah ditangkap orang yang mencuri uang)
يُفْتَحُ هَذَا الْبَابُ (Pintu ini dibuka)
قُتِلَ الْكَافِرُ (Orang kafir itu dibunuh)
تُنْكَحُ (Orang itu dinikahi)
ضُرِبُوْا (Mereka dipukul)

Bahasa Arab Dasar 49: Naibul Fa'il


Naibul fa’il adalah isim marfu’ yang terletak setelah fi’il majhul untuk menunjukkan orang yang dikenai pekerjaan.
Contoh:
ضُرِبَ الْكَلْبُ (Anjing itu telah dipukul)
يُكْتَبُ الدَّرْسُ (Pelajaran sedang ditulis)
Ketentuan-ketentuan naibul fa’il
1. Naibul fa’il merupakan isim marfu’. Asal dari na’ibul fa’il adalah sebagai obyek (maf’ul bih) yang mempunyai I’rob nashob. Tatkala failnya dihapus, maka maf’ul bih menggantikan posisi fa’il yang mempunyai I’rob rofa’.
Contoh:
نَصَرَ زَيْدٌ مُحَمَّدًا (Zaid menolong Muhammad)

Tatkala fa’ilnya dihapus, menjadi:
نُصِرَ مُحَمَّدٌ (Muhammad ditolong)
2. Naibul fa’il harus diletakkan setelah fi’il. Apabila ada isim marfu’ yang terletak di depan /sebelum fi’il maka dia bukan naibul fa’il.
Contoh:
مُحَمَّدٌ نُصِرَ (Muhammad ditolong)
مُحَمَّدٌ bukan naibul fa’il. Hal ini karena ia terletak di depan fi’il.
Naibul fa’ilnya adalah berupa dhomir mustatir yang terdapat pada fi’il نُصِرَ yang taqdirnya adalah هُوَ
3. Fi’il yang dipakai adalah fi’il majhul.
Contoh:
ذَبَحَ مُحَمَّدٌ الْبَقَرَ (Muhammad menyembelih sapi)
مُحَمَّدٌ bukan sebagai na’ibul fail karena fi’il yang dipakai bukan fi’il majhul.
4. Fi’il yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrod
Contoh:
قُتِلَالْكَافِرُ (Seorang kafir itu telah dibunuh)
قُتِلَ الْكَافِرَانِ (Dua orang kafir itu telah dibunuh)
قُتِلَ الْكَافِرُوْنَ (Orang-orang kafir itu telah dibunuh)
5. Bila naibul fa’ilnya mudzakkar, maka fi’ilnya mufrod mudzakkar. Bila naibul failnya muannats maka fi’ilnya mufrod muannats.
Contoh:
نُصِرَ مُحَمَّدٌ
نُصِرَتْ مَرْيَمُ
يُضْرَبُ مُحَمَّدٌ
تُضْرَبُ مَرْيَمُ
6. Apabila susunan sebelum fa’ilnya dihapus menpunyai dua maf’ul bih (obyek), maka setelah failnya dihapus, maf’ul bih pertama menjadi naibul fail sedangkan maful bih kedua tetap manshub sebagai maf’ul bih.
Contoh:
مَنَحَ مُحَمَّدٌ الْفَقِيْرَ طَعَامًا (Muhammad memberi orang fakir itu makanan)
Tatkala fa’ilnya dihapus, maka fi’ilnya harus dirubah menjadi bentuk majhul. Kemudian maf’ul bih pertama ( yaitu الْفَقِيْرَ ) berubah menjadi naibul fail, sehingga I’robnya menjadi rofa’. Adapun maf’ul bih ke dua ( yaitu طَعَامًا )tetap manshub sebagai maf’ul bih.
مُنِحَ الْفَقِيْرُ طَعَامًا (Orang fakir itu diberi makanan)

Bahasa Arab Dasar 48: Catatan Macam-Macam Fa'il

Catatan Macam Fa’il:
  1. Alif yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan alif itsnain ( أَلِفُ الإِثْنَيْنِ )
  2. Wawu yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan wawu jama’ah ( وَاوُ الْجَمَاعَةِ )
  3. Nun yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan nun niswah ( نُوْنُ النِّسْوَةِ )
  4. Ta’ yang berfungsi sebagai fa’il dinamakan ta’ fa’il ( تَاءُ الْفَاعِلِ )
  5. Ya’ yang berfungsi sebagi fa’il dinamakan ya mukhothobah ( يَاءُ الْمُخَاطَبَةِ )

Bahasa Arab Dasar 47: Fa'il Berbentuk Dhomir Dari Fi'il Amr

3. Fi’il Amr
Tashrif Fi'il Amr
اُكْتُبْ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya أَنْتَ
اُكْتُبَا: Fa’ilnya adalah alif
اُكْتُبُوْا: Fa’ilnya adalah wawu

اُكْتُبِِيْ: Fa’ilnya adalah ya’
اُكْتُبَا: Fa’ilnya adalah alif
اُكْتُبْنَ: Fa’ilnya adalah nun
Contoh:
اُكْتُبْ الدَّرْسَ
Fa’il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya أَنْتَ
اِحْفَظُوْا الْقُرْءَانَ
Fa’il dari kalimat ini adalah wawu
اِرْجِعْنَ إِلَى بُيُوتِكُنَّ
Fa’il dari kalimat ini adalah nun

Bahasa Arab Dasar 46: Fa'il Berbentuk Dhomir Dari Fi'il Mudhori

2. Fi’il Mudhori’
Tashrif Fi'il Mudhori
يَكْتُبُ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هُوَ
يَكْتُبَانِ: Fa’ilnya adalah alif
يَكْتُبُوْنَ: Fa’ilnya adalah wawu
تَكْتُبُ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هِيَ
تَكْتُبَانِ: Fa’ilnya adalah alif

يَكْتُبْنَ: Fa’ilnya adalah nun
تَكْتُبُ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir taqdirnya أَنْتَ
تَكْتُبَانِ: Fa’ilnya adalah alif
تَكْتُبُوْنَ: Fa’ilnya adalah wawu
تَكْتُبِِيْنَ: Fa’ilnya adalah ya’
تَكْْتُبَانِ: Fa’ilnya adalah alif
تَكْتُبْنَ: Fa’ilnya adalah nun
أَكْتُبُ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya أَنَا
نَكْتُبُ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya نَحْنُ
Contoh:
مُحَمَّدٌ يَرْكَبُ الْحِصَانَ
Fa’il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هُوَ
الْمُمَرِّضَاتُ يَدْخُلْنَ الْمُسْتَشْفَى
Fa’il dari kalimat ini adalah nun
نَكْتُبُ الرِّسَالَةَ
Fa’il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya نَحْنُ

Bahasa Arab Dasar 45: Fa'il Berbentuk Dhomir Dari Fi'il Madhi

Mengenal Fa’il Yang Berbentuk Dhomir
1. Fi’il Madhi
Tashrif Fi'il Madhi
كَتَبَ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هُوَ
كَتَبَا: Fa’ilnya adalah alif
كَتَبُوا: Fa’ilnya adalah wawu
كتَبَتْ: Fa’ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هِيَ
كَتَبَتَا: Fa’ilnya adalah alif
كَتَبْنَ: Fa’ilnya adalah nun

كَتَبْتَ: Fa’ilnya adalah ta’
كَتَبْتُمَا: Fa’ilnya adalah ta’
كَتَبْتُمْ: Fa’ilnya adalah ta’
كَتَبْتِ: Fa’ilnya adalah ta’
كَتَبْتُمَا: Fa’ilnya adalah ta’
كَتَبْتُنَّ: Fa’ilnya adalah ta’
كَتَبْتُ: Fa’ilnya adalah ta’
كَتَبْنَا: Fa’ilnya adalah نَا
Contoh:
مُحَمَّدٌ كَتَبَ الدَّرسَ
Fa’il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya هُوَ
الْمُسْلِمُوْنَ فَهِمُوْا الدَّرْسَ
Fa’il dari kalimat ini adalah wawu
جَلَسْتُ عَلَى الْكُرْسِيِّ
Fa’il dari kalimat ini adalah ta’

Bahasa Arab Dasar 44: Macam-Macam Fail


Fa'il Mu'rob Mabni
1. Fa’il yang berupa isim mu’rob
نَجَحَ الْمُجْتَهِدُ فِي الاِمْتِحَانِ
2. Fa’il yang berupa isim mabni

نَجَحَ الَّذِي اِجْتَهَدَ فِي الاِمْتِحَانِ
نَجَحَ هَذَا الْمُجْتَهِدُ فِي الاِمْتِحَانِ
نَجَحَ فِي الاِمْتِحَانِ

Bahasa Arab Dasar 43: Catatan Fa'il

Catatan Fa’il:
1. Fa’il tidak harus terletak secara langsung dibelakang fi’ilnya.
Contoh:
رَجَعَ مِن الْجَامِعَةِ الطَّالِبُ (Mahasiswa itu telah pulang dari kampus)
ضَرَبَ الْكَلْبَ عَلِيٌّ (Ali memukul anjing)
2. Apabila fa’il tidak terletak secara langsung dibelakang fi’ilnya, maka untuk fa’il yang muannats, fi’ilnya boleh berbentuk mufrod muannats atau mufrod mudzakkar.

Contoh:
شَرِبَتْ اللَّبَنَ مَرْيَمُ
Atau:
شَرِبَ اللَّبَنَ مَرْيَمُ
3. Apabila fa’ilnya berupa jamak taksir, maka fi’ilnya boleh berbentuk mufrod mudzakkar atau mufrod muannats.
Contoh:
لَعِبَ الأَوْلاَدُ أَمَامَ الْمَسْجِدِ
Atau:
لَعِبَتْ الأَوْلاَدُ أَمَامَ الْمَسْجِدِ

Bahasa Arab Dasar 42: Fa'il


Fa’il adalah isim marfu’ yang terletak setelah fi’il ma’lum untuk menunjukkan pelaku dari suatu pekerjaan.
Contoh:
ضَرَبَ عَلِيٌّ الْكَلْبَ (Ali telah memukul anjing)
يَكْتُبُ مُحَمَّدٌ الدَّرْسَ (Muhammad sedang menulis pelajaran)
Ketentuan-Ketentuan Fa’il:
1. Fa’il adalah isim yang marfu’
Contoh:
نَصَرَ زَيْدٌ مُحَمَّدًا (Zaid menolong Muhammad)
زَيْدٌ adalah sebagai fa’ilnya karena dia merupakan isim yang marfu’
مُحَمَّدًا bukan sebagai fa’il karena dia manshub
ذَهَبَ الرَّجُلُ إِلَى السُّوْقِ (Laki-laki itu pergi ke pasar)
الرَّجُلُ adalah sebagai fai’ilnya karena dia merupakan isim yang marfu’
السُّوْقِ bukan sebagai fa’il karena dia majrur

2. Fa’il harus diletakkan setelah fi’il. Apabila ada isim marfu’ yang terletak di depan /sebelum fi’il maka dia bukan fa’il
Contoh:
مُحَمَّدٌ يَكْتُبُ الدَّرْسَ (Muhammad sedang menulis pelajaran)
مُحَمَّدٌ bukan sebagai fa’il. Hal ini karena ia terletak di depan fi’il.
Fa’ilnya adalah berupa dhomir mustatir yang terdapat pada fi’il يَكْتُبُ yang taqdirnya adalah هُوَ.
3. Fi’il yang dipakai adalah fi’il ma’lum. Apabila ada isim mar’fu’ yang terletak setelah fi’il majhul, maka ia bukan sebagai fa’il.
Contoh:
ضُرِبَ عَلِيٌّ (Ali dipukul)
عَلِيٌّ bukanlah sebagai fa’il karena fi’il yang dipakai adalah fi’il majhul.
4. Fi’il yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrod
Contoh:
كَتَبَ الْمُسْلِمُ الدَّرْسَ (Seorang muslim itu menulis pelajaran)
كَتَبَ الْمُسْلِمَانِ الدَّرْسَ (Dua orang muslim itu menulis pelajaran)
كَتَبَ الْمُسْلِمُوْنَ الدَّرْسَ (Orang-orang muslim itu menulis pelajaran)
5. Bila fa’ilnya mudzakkar, maka fi’ilnya mufrod mudzakkar. Bila failnya muannats maka fi’ilnya mufrod muannats.
Contoh:
شَرِبَ مُحَمَّدٌ اللَّبَنَ (Muhammad telah minum susu)
شَرِبَتْ مَرْيَمُ اللَّبَنَ (Maryam telah minum susu)
يَشْرَبُ مُحَمَّدٌ اللَّبَنَ (Muhammad sedang minum susu)
تَشْرَبُ مَرْيَمُ اللَّبَنَ (Maryam sedang minum susu)